Biaya Differensial (Biaya Relevan) : Dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Biaya Differensial (Biaya Relevan)





    Masalah Manajemen sering kali membuat keputusan mengenai biaya atau profitabilitas potensial dari tindakan-tindakan alternatif. Akuntansi memfasilitasi proses ini dengan cara menyediakan informasi yang relevan bagi pengambil keputusan tersebut. Jenis pengambilan keputusan yang berbeda memerlukan penggunaan model pengambilan keputusan yang berbeda, yang pada gilirannya menggunakan informasi yang berbeda. Untuk menyediakan informasi yang relevan, akuntan harus memahami karakteristik dari masalah yang sedang dievaluasi dan model pengambilan keputusan digunakan (Carter, 2009: 322).
    Setiap keputusan melibatkan proses pemilihan dari setidaknya dua alternatif. Dalam proses pembuatan keputusan, biaya dan manfaat dari suatu alternatif harus dibandingkan dengan biaya dan manfaat dari alternatif yang lain. Biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif yang tersedia disebut biaya diferensial. Agar pembuatan keputusan dapat berjalan dengan baik, manajer harus dapat memahami antara data yang relevan dengan yang tidak relevan dan mampu dengan tepat menggunakan data yang relevan untuk menganalisis berbagai alternatif yang ada (Magdalena, 2015: 571).
    Pada informasi akuntansi diferensial, manajemen menghadapi berbagai macam pilihan alternatif dalam pengambilan keputusan, yaitu pertama, membeli atau membuat sendiri, salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli atau memproduksi sendiri adalah penawaran dipemasok luar untuk suatu komponen produk berada dibawah biaya produksi komponen itu sendiri. Kedua, menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk, dalam hal ini manajemen membandingkan biaya tambahan yang akan dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut dengan pendapatan tambahan. Ketiga, menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu, jika biaya terhindarkan lebih besar dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya dipilih dan jika biaya terhindarkan lebih kecil dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk, maka alternatif tersebut sebaiknya tidak dipilih. Keempat, menerima atau menolak pesanan khusus, dimana terdapat beberapa kondisi yang diperlukan agar pesanan khusus dapat dipertimbangkan (Bonde, 2015: 571).

Pengertian Biaya dan Jenis Biaya

     Biaya mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan secara sempit. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/ baru direncanakan. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva (Sujarweni,2015:12). Biaya adalah suatu sumberdaya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) utuk mencapai tujuan tertentu (Musimi, 2013:17).

    Jenis dan struktur biaya dalam perusahaan manufaktur meiliki pebedaan dengan perusahaan jasa dan dagang. Biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkam menjadi beberapa kelompok menurut spesifikasi kegunaan, yaitu (Rudianto, 2013:16) : 
  1. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu. Contoh, harga beli kain per potong pakaian, harga beli kayu per unit meja, dan seterusnya. 
  2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. Contoh, upah tukang jahit dalam perusahaan garmen, harga tukang kayu dalam perusahaan mebel. 
  3. Biaya overhead adalah biaya-biaya sselain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Termasuk kelompok ini adalah: • Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) yaitu bahan tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. 
  4. Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak langsung) yaitu pekerja yang dibuuthkan dalam proses menhasilkan suatu barang tetapi tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi. 
  5. Biaya pabrikase lain adalah biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong. 
  6. Biaya pemasaran digunakan untuk menampung keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan ketika mendistribusikan barang dagangannya hingga sampai ke pelanggan. 
  7. Biaya administrasi dan umum digunakan untuk menampung keseluruhan biaya operasi kantor.
  8. Biaya-biaya yang dimiliki perusahaan manufaktur tersebut tidak digabungkan menjadi satu kelompok biaya. 
    Jenis biaya tersebut diatas dikelompokkan lagi ke dalam 2 kelompok besar lainnya. Pengelompokan tersebut berguna untuk memilah dengan jelas biaya-biaya yang terakumulasi dan membentuk suatu produk serta biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas operasi. Biaya-biaya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu (Rudianto, 2015:17) :
a. Biaya produksi 
1. Biaya bahan baku langsung. 
2. Biaya tenaga kerja langsung. 
3. Biaya overhead. Gabungan dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overheda pabrik membentuk biaya produksi. Itu berarti biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual.
b. Biaya operasi 
1. Biaya pemasaran. 
2. Biaya administrasi dan umum.
Penjumlahan biaya pemasaran dan biaya administrasi membentuk biaya operasi atau biaya komersial. Biaya operasi merupakan komponen biaya perusahaan di luar biaya produksi. Biaya operasi ini merupakan biaya untuk memasarkan produk perusahaan hingga sampai ke tangan konsumen beserta keseluruhan biaya yang berkaitan dengan proses administratif yang dilakukan oleh perusahaan

Pengertian Biaya Relevan 

    Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang (future cost) yang berbeda besarnya pada berbagai alternatif (Krismiaji dan Aryani, 2019:206). Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan sehingga hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan Hansen dan Mowen (2009:70). Biaya relevan adalah biaya yang terjadi pada masa mendatang dalam berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relevan bisa disebut sebagai binaya defernsial yaitu biaya yang mempunyai alternatif yang berbeda-beda. Kriteria dari dari biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang. Berbeda di antara alternatif. Baiya relevan merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, peremcanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang dilandaskan program jangka pendek dan jangka panjang (Sujarweni, 2015: 56).
    Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan perusahaan. Biaya diferensial atau biaya relevan sering pula disebut sebagai biaya marjinal atau biaya inkremental. Biaya diferensial merupakan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat digunakan perusahaan dalam menghitung biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Berbagai kemungkinan biaya ini dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of-pocket cost yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang, yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakan atau diperluas sampai melebihi ukuran yang ditentukan semula (Rudianto, 2013:39).
    Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya dan marjin laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. Terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan, yaitu (Rudianto, 2013:39):
  1. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang. Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang. Memang dalam memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang, perusahaan dapat menggunakan data historis. Tetapi data historis tersebut hanya digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi tentang besarnya biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang atas suatu proyek tertentu, dan biaya historis itu sendiri tidak relevan dengan keputusan yang akan diambil. Karena itu, sunk cost yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan apapun baik saat ini maupun yang akan datang tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan (Rudianto, 2013:39). 
  2. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternatif. Biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda di antara berbagai alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang tidak memberikan perbedaan di antara berbagai alternatif yang ada, maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan, seperti biaya penyusutan aset tetap untuk bulan di mana proyek akan dilaksanakan (Rudianto, 2013:39). Simamora (2012:221), menyatakan bahwa yang membuat suatu informasi menjadi relevan dengan persoalan keputusan ada empat pertimbangan penting yaitu : 
  • Berkaitan Dengan Masa Depan Supaya relevan dengan sebuh keputusan, manfaat dan biaya informasi haruslah melibatkan kejadian di masa yang akan datang. 
  • Berbeda Di Antara Alternatif-Alternatif Informasi relevan harus melibatkan manfaat dan biaya yang berbeda di antara beraneka alternatif yang ada. Informasi relevan membuat sesuatu perbedaan dalam suatu keputusan, namun tidak demikian halnya dengan informasi tidak relevan. Sekiranya suatu biaya yang akan datang adalah sama untuk beberapa alternatif, biaya itu tidak berpengaruh terhadap keputusan. 
  • Kebutuhan Akan Prediksi Informasi relevan melibatkan kejadian-kejadian di masa yang akan datang, akuntan manajemen harus memprediksi besarnya manfaat dan biaya yang relevan. Dalam membuat prediksi, akuntan manajemen sering memakai estimasi perilaku biaya berdasarkan data historis. Informasi relevan melibatkan biaya dan manfaat yang akan direalisasikan dimasa yang akan datang. 
  • Keputusan Unik dan Repetitif Keputusan unik jarang muncul. Penghimpunan data untuk keputusan unik pada umumnya membutuhkan analisis khusus oleh akuntan manajemen. Keputusan repetitif dilakukan hampir setiap hari. Keputusan rutin seperti itu menyebabkan akuntan menyimpan arsip khusus informasi yang relevan dengan penjadwalan keputusan.


Manfaat Analisis Biaya Diferensial 

    Penggunaan biaya relevan dalam penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan perusahaan. Karena tanpa menggunakan metode biaya relevan ini, ada kemungkinan beberapa persoalan yang dihadapi perusahaan dapat berakibat pada pemilihan jalan keluar dan keputusan yang salah oleh pihak manajemen perusahaan. Memang tidak setiap persoalan biaya di perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis biaya relevan ini, tetapi ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan metode ini, antara lain: 
a. Menerima pesanan tambahan 
b. Menurunkan harga pesanan khusus 
c. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli 
d. Keputusan untuk menutup fasilitas 
e. Keputusan untuk menghentikan produk tertentu 
f. Keputusan untuk memproses lebih lanjut atau tidak

    Proses Pembuatan Keputusan Pengindentifikasian biaya relevan hanya merupakan sebagian dari proses pembuatan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer. 
Secara kesulurhan, proses pembuatan keputusan melibatkanb tahap-tahap berikut (Krismiaji dan Aryani, 2019:208): 
1. Mengidentifikasi dan mendefiniskan persoalan yang timbul. 
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif kemungkinan penyelesaian persoalan, dan mengeliminasi alternatif yang tidak layak atau tidak feasible. 
3. Mengidentifikasi manfaat dan pengorbanan untuk setiap alternatif yang feasible. Klasifikasikan manfaat dan biaya tersebut ke dalam kelompok manfaat relevan dan manfaat tidak relevan, dan eliminasi manfaat yang tidak relevan. 
4. Mengumpulkan data pendukung tentang seluruh biaya dan manfaat yang relevan, dan pastikan data tersebut terjadi pada periode atau rentang waktu yang sama. 
5. Jumlahkan seluruh biaya relevan dan manfaat relevan untuk setiap alternatif. 
6. Pilih alternatif terbaik, yaitu alternatif yang menghasilkan manfaat terbesar dan pengorbanan (biaya) terkecil (least cost most benefit). Keenam tahap di atas merupakan sebuah model keputusan yang sederhana. Model keputusan adalah seperangkat prosedur yang jika diikuti akan menghasilkan sebuah keputusan (Krismiaji dan Aryani, 2019:208).

 Faktor-Faktor Kualitatif 

    Meskipun biaya relevan memainkan peranan penting dalam pembuatan keputusan, namun analisis ini memiliki beberapa keterbatasan. Informasi biaya relevan tidak mencakup seluruh informasi. Untuk membuat keputusan, manajer membutuhkan informasi lain. Namun, keputusan final bisa saja berbeda dari rekomendasi, karena keputusan tersebut tidak hanya dibuat atas dasar hasil analisis saka, namun juga memperhitungkan faktor-faktor lain (Krismiaji dan Aryani, 2019: 211).
     Analisis biaya relevan dapat dan seharusnya hanya dipandang sebagai salah satu input bagi keputusan final. Sejumlah faktor kualitatif dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pembuatan keputusan oleh seorang manajer. Jika kualitas komponen dari luar lebih rendah dibanding komponen buatan sendiri, maka keuntungan kuantatif tidak ada gunanya, dan dapat saja diabaikan (Krismiaji dan Aryani, 2019:211). 
    Dengan komponen berkualitas rendah, maka kualitas produk final juga akan rendah, sehingga penjualan juga akan terpengaruh negatif. Dengan kondisi seperti ini, maka manajer akan memilih membuat sendiri komponen tersebut (Krismiaji dan Aryani, 2019: 212). 
Jika sumber-sumber pasokan tidak dapat dipercaya, maka jadwal produksi akan terganggu dan order para pelanggan akan sulit atau terlambat dipenuhi. Faktor-faktor ini dapat menaikkan biaya tenaga kerja dan overhead, dan pada gilirannya akan menurunkan penjualan. Jika kondisinya seperti ini, meskipun hasil analisis kuantitaif menunjukkan bahwa perusahaan lebih diuntungkan jika membeli dari luar, namun manajer akan memilih membuat sendiri komponen tersebut (Krismiaji dan Aryani, 2019: 212).

Karakteristik Biaya Deferensial 

    Menurut Rudianto (2013:39), terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan, yaitu sebagai berikut:
  1. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang. Data historis hanya digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi tentang besarnya biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang untuk suatu proyek tertentu dan biaya historis itu sendiri tidak relevan dengan keputusan yang akan diambil. Namun bukan berarti seluruh biaya masa yang akan datang relevan, hanya biaya akan datang yang berhubungan dengan pengambilan keputusan saja yang dipertimbangkan. 
  2. Biaya tersebut berbeda di antara sejumlah alternatif Biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda di antara di antara berbagai alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang tidak memberikan perbedaan di antara berbagai alternatif yang ada maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan

Aplikasi Analisis Biaya Relevan 

    Analisis biaya relevan dapat memberikan manfaat dalam penyelesaian berbagai macam persoalan manajerial. Jenis persoalan atau keputusan yang biasanya memperoleh dukungan dari informasi biaya relevan ini adalah keputusan untuk membuat sendiri atau membeli sebuah komponen, tetap membuat atau menghentikan sebuah lini produk, menerima atau menolak pesanan khusus dengan harga lebih rendah dari harga reguler, mengolah lebih lanjut prosuk bersama atau menjualnya pada titik pemisahan produk (Krismiaji dan Aryani, 2019:212). 
    Biaya deferensial bersifat jangka pendek. Studi ini tidak berguna untuk perencanaan strategis karena studi tersebut mengabaikan dampak jangka panjang dari keputusan. Dalam jangka panjang, semua biaya harus dapat ditutup atau perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan. Jika perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, maka perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka panjang. Untuk pengambilan keputusan mengenai penetapan harga produk dan bauran produk jangka panjang, perhitungan biaya didasarkan aktivitas. Jika suatu proyek yang diusulkan jangka waktunya lebih satu tahun, maka evaluasi belanja modal, sebaiknya digunakan. Akan tetapi untuk proyek atau aktivitas yang jangka waktunya tidak melampaui periode sekarang, studi biaya diferensial memberikan informasi yang relevan. Contoh-contoh pengambilan keputusan yang dapat memanfaatkan analisis biaya diferensial adalah sebagai berikut (Carter, 2015: 325): 
  1. menerima atau menolak pesanan pelanggan 
  2. mengurangi harga dari suatu pesanan khusus 
  3. mengurangi harga pasar yang kompetitif 
  4. mengevaluasi alternatif buat atau beli 
  5. memperluas, menutup, atau menghilangkan suatu fasilitas 
  6. meningkatkan apakah akan menjual atau memproses lebih lanjut 
  7. memilih di antara alternatif rute proses produksi produk
  8.  menentukan harga maksimum yang akan dibayarkan untuk bahan baku

 Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri Sebuah Komponen 

Manajemen sering berhadapan dengan pilhan untuk membeli atau membuat sendiri komponen yang digunakan dalam pembuatan produk final. Tentunya, manajemen secara periodik perlu mengevaluasi keputusan tentang produksi. Kondisi yang digunakan sebagai pijakan keputusan masa lalu telah berubah, sehingga diperlukan penyesuaian atau pendekatan yang berbeda untuk mengatasi berbagai persoalan. Evaluasi periodik bukanlah satu-satu penyebab munculnya persoalan membuat atau membeli. Ada penyebab lain baik yang langsung maupun tidak langsung (Krismiaji dan Aryani, 2019:212). 
Keputusan membuat atau membeli dapat dipandang dari dua sisi, yaitu
a. Sekarang perusahaan dalam kondisi membuat, dan mempertimbangkan untuk membeli komponen tersebut dari luar. Hal ini, ada dua perlakuan terhadap fasilitas produksi yang sekarang dipakai untuk membuat komponen yaitu fasilitas produksi dihentikan sama sekali pemakaiannya. Untuk kondisi ini, maka faktor yang dipertimbangkan adalah membandingkan antara biaya terhindarkan dan harga beli komponen. Jika biaya terhindarkan lebih besar dari harga beli, maka usulan untuk membeli komponen dari luar diterima, jika lebih kecil maka usulan untuk membeli komponen dari luar ditolak. Jika fasilitas produksi disewakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan lain, maka faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menerima tau menolak usulan membeli komponen dari luar adalah membandingkan antara biaya terhindarkan ditambah tambahan pendapatan dari pemanfaatan fasilitas produksi dan harga beli. Jika biaya terhindarkan ditambah tambahan pendapatan dari pemanfaatan fasilitas produksi lebih besar dari harga beli maka usulan untuk membeli komponen dari luar diterima, jika lebih kecil maka usulan untuk membeli komponen dari luar ditolak (Krismiaji dan Aryani, 2019:213). 
b. Sekarang perusahaan membeli, dan mempertimbangkan untuk membuat sendiri.
Hal ini, ada dua situasi yang dapat dihadapi oleh perusahaan yang berhubungan dengan fasilitas produksi untuk membuat komponen, yaitu memerlukan fasilitas produksi baru atau tidak memerlukan. Jika tidak diperlukan fasilitas baru, maka faktor yang dipertimbangkan adalah membandingkan antara harga beli komponen dan biaya untuk membuat. Jika harga beli komponen lebih besar dibandingkan biaya untuk membuat sendiri, maka usulan untuk membuat senduru komponen tersebut diterima, jika lebih kecil maka usulan untuk membuat sendiri komponen tersebut ditolak. Jika dibutuhkan fasilitas baru, maka faktor yang dipertimbangkan adalah membandingkan antara investasi fasilitas pabrik dan nilai tunai arus kas penghematan (harga beli dikurangi biaya untuk membuat) selama masa pemakaian peralatan baru tersebut. Jika investasi fasilitas pabrik lebih besar dari nilai tunai arus kas, maka usulan untuk membuat sendiri komponen ditolak, jika lebih kecil maka usulan untuk membuat sendiri komponen tersebut diterima (Krismiaji dan Aryani, 2019:213).

Jurnal Penelitian: 
Penelitian berjudul “Analisis Biaya Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Membeli atau Memproduksi Sendiri Bahan Baku Daging Ayam Olahan Pada UD. Adi Paslah Manado” yang dilakukan oleh Hendro Tilaar, Herman Karamoy, dan Winston Pontoh (2015) memberikan hasil bahwa Penggunaan informasi akuntansi diferensial sangat bermanfaat terhadap manajemen Perusahaan Adi Paslah dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk dapat membandingkan keputusan manakah yang lebih menguntungkan diantara membeli atau memproduksi sendiri bahan baku daging ayam olahan, maka keputusan yang di ambil oleh Perusahaan Adi Paslah adalah membeli dari luar daerah, tawaran membeli dari luar daerah lebih menguntungkan dari pada memproduksi sendiri, sebab jika dibandingkan membeli dari luar daerah tidak membutuhkan waktu yang lama dibandingkan apabila memproduksi sendiri. 
Peneliti juga memberikan sarang mengenai (1) pertimbangan untuk membeli atau memproduksi sendiri bahan baku daging olahan (ayam potong) sebaiknya perusahaan meneliti lebih banyak jumlah mengenai biaya yang seharusnya dipertimbangkan. (2) Walaupun perusahaan menerima tawaran bahan baku daging olahan dari perusahaan peternak lokal atau dalam daerah, hendaknya dalam pengambilan keputusan tetap menggunakan alat bantu seperti analisis biaya diferensial secara maksimal sehinggah keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan memberikan hasil yang dapat diandalkan dibandingkan dengan menggunakan perkiraan, dugaan atau pengalaman. 
Contoh Soal
Pt. Luxury selama ini membeli salah satu komponens untuk produknya sebanyak 20.000 unit dengan harga Rp. 19.000 per unit. Jadi, jika membeli komponen biaya yang akan dikeluarkan adalah = 20.000 unit x Rp. 19.000 = Rp. 380.000.000 Biaya Unit Jumlah (Rp) Bahan Baku: 6.000 20.000 120.000.000 Biaya tenaga kerja langsung 8.000 20.000 160.000.000 Biaya Overhead pabrik variabel 2.000 20.000 40.000.000 Biaya Tetap Biaya gaji tetap 40.000.000 Biaya depresiasi 40.000.000 Jumlah 400.000.000 Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari luar Rp. 380.000.000 karena biayanya lebih murah. Dibandingkan dengan membuat sendiri yaitu (40.000.000)


Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu 

    Manajer sering menghadapi persoalan, perusahaan dihadapkan pada situasi di mana aktivitas operasi terus menglami kerugian tidak bisa dihindarkan. Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan, seperti tingkat persaingan yang tinggi, kegagalan perusahaan meningkatkan pangsa pasrnya, harga jual produk yang terlalu tinggi, daya beli masyarakat yang rendah, dan berbagai faktor lainnya. Berbagai faktor tersebut dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian usaha yag tidak dapat diatasi dalam waktu singkat (Rudianto, 2013:47). Dari persoalan tersebut apakah perusahaan akan meneruskan pembuatan dan penjualan sebuah lini produk atau menghentikannya (Krismiaji dan Aryani, 2019:217). 
    Membantu manajemen membuat keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi tertentu, dibutuhkan laporan laba rugi yang disajikan dalam format harga pokok variabel (variable costing income statement). Dengan laporan tersebut, informasi tentang marjin kontribusi per jenis produk (segment’s contributuin margin) dan laba per jenis produk (segment margin) dapat disajikan. Informasi ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja segmen. Meskipun demikian, untuk membuat keputusan ini, tetap harus mengacu pada konsep biaya relevan (Krismiaji dan Aryani, 2019:217). 
    Untuk menghentikan atau melanjutkan pembuatan dan penjualan sebuah lini produk, ada dua hal kondisi yang dihadapi oleh perusahaan, yang berhubungan dengan fasilitas produksi yang selama ini digunakan untuk memproduksi lini produk tersebut. Kondisi pertama adalah menghentikan pemakaian fasilitas tersebut sama sekali dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Jika kondisi ini dipilih, maka untuk memutuskan apakah lini produk tersebut akan tetap dibuat atau dihentikan adalah dengan membandingkan antara biaya terhindarkan dan pendapatan yang hilang (foregone revenues). Jika biaya terhindarkan lebih besar dari pendapatan yang hilang, maka sebaiknya perusahaan menghentikan pembuatan produk tersebut, sebaliknya jika biaya terhindarkan lebih kecil dibanding pendapatan yang hilang, lebih baik perusahaan tetap melanjutkan proses pembuatan dan penjualan produk tersebut (Krismiaji dan Aryani, 2019:217-218). 
    Kondisi kedua adalah memanfaatkan fasilitas tersebut untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Jika kondisi ini dipilih, maka untuk memutuskan apakah lini produk tersebut tetap dibuat atau dihentikan adalah dengan membandingkan antara biaya terhindarkan ditambah biaya kesempatan (berupa tambahan pendapatan dari kegiatan baru) dan pendapatan yang hilang (foregone revenues). Jika biaya terhindarkan ditambah biaya kesempatan lebih besar dari pendapatan yang hilang, maka sebaiknya perusahaan menghentikan pembuatan produk tersebut, sebaliknya jika biaya terhindarkan ditambah biaya kesempatan lebih kecil dibanding pendapatan yang hilang, lebih baik perusahaan tetap melanjutkan proses pembuatan dan penjualan produk tersebut (Krismiaji dan Aryani, 2019:218).

Contoh Soal: Nigent Corporation adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni X yang dijual dengan harga Rp. 100.000 per satuan. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut : 
Biaya per satuan Biaya Bahan Baku Rp. 10.000 
Biaya Tenaga kerja lgs Rp. 20.000 
Biaya Overhead Pabrik (Variabel) Rp. 30.000 
Biaya Overhead Pabrik (Tetap) Rp. 25.000 
Biaya Administrasi (Tetap) Rp. 20.000 
Biaya pemasaran (Tetap) Rp. 15.000 Rp. 120.000 
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak : 50.000 satuan. 
Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa pihak manajemen mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi barang X1. Dalam pelaksanaannya tidak diperlukan investasi dlm mesin dan equipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut yakni sebesar Rp. 6.000 per satuan. Sedang di pasaran barang X1 cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp. 110.000,-

Diminta : Berdasarkan informasi di atas, apakah pertimbangan untuk memproses lebih lanjut merupakan keputusan yang paling tepat dalam pemilihan ini ? Penyelesaian : 
 Jika alternatif Menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah : 
Laba/Rugi = ( Rp. 100.000 x 50.000 unit) – ( Rp. 120.000 x 50.000 unit) = Rp. 5.000.000.000 - Rp. 6.000.000.000 Rugi = Rp. 1.000.000.000  
Jika alternatif Memproses lebih lanjut, maka keuntungan yang diperoleh adalah : 
Laba = Pendapatan diferensial - Biaya diferensial 
Pendapatan diffrerensial = ( Rp. 110.000 – Rp. 100.000 ) x 60.000 unit = Rp. 600.000.000 
Biaya Diffrensial = Rp 6.000 x 60.000 = 360.000.000 
Jadi Laba = Rp 600.000.000 – Rp 360.000.000 = Rp 240.000.000 
Keputusan : Berdasarkan informasi, maka keputusan memproses lebih lanjut adalah keputusan yang paling tepat, krn memberikan keuntungan yaitu Rp 240.000.000.

Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan 

    Pengambilan keputusan manajemen dapat pula berkaitan dengan pemilihan alternatif menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan.Dalam pemilihan akternatif tersebut pendapatan dan biaya diferensial harus dipertimbangkan oleh manajemen. Dalam pengambilan keputusan untuk menjual atau menyewakan fasilitas perusahaan, biasanya perusahaan memperhatikan jangka waktu penggunaan fasilitas tersebut, apakah penggunaannya untuk jangka panjang atau jangka pendek. Selainjangka waktu penggunaan, faktor biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dan pendapatan sewa yang akan diperoleh selama periode tertentu juga sangat penting, karena dengan mengetahui biaya di antara berbagai alternatif ini maka manajemen dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan (Magdalena, 2015:187).
    Biaya dan pendapatan sewa dalam alternatif menyewakan ini akan dihitung menggunakan nilai sekarang (present value) dengan discount factor. Namun, jika perusahaan menjual fasilitas perusahaan, maka biaya-biaya relevan yang dikeluarkan dan pendapatan penjualan yang diperoleh perusahaan tidak diperhitungkan dengan nilai sekarang. Untuk mengetahui laba yang akan diperoleh perusahaan ketika menjual atau menyewakan terlihat dari selisih laba dari kedua alternatif tersebut. Adanya informasi ini dapat membantu menejemen harus dalam mengambil keputusan yang tepat (Magdalena, 2015:187).

Memutuskan untuk Menutup Fasilitas 

    Analisis biaya diferensial juga digunakan ketika suatu bisnis diperhadapkan dengan kemungkinan penutupan temporer dari fasilitas produksi dan pemasaran. Jika penjualan tidak menutup biaya variabel dan bagian biaya tetap yang dapat dihindari, perusahaan mungkin masih lebih baik untuk beroperasi dibandingkan dengan secara temporer menutup fasilitas tersebut. Menutup suatu fasilitas dan kemudian membukanya kembali adalah proses yang mahal. Penutupan dapat melibatkan prosedur pemeliharaan tertentu untuk memelihara mesin dan gedung selama periode tidak adanya aktivitas (seperti anti karat, penutup debu, dan peralatan keamanan). Penutupan juga dapat melibatkan biaya hukum dan upah karyawan yang dirumuskan. Selama periode penutupan, beberapa karyawan mungkin akan pergi (mereka yang memutuskan untuk tidak menunggu sampai fasilitas tersebut dibuka kembali untuk kembali bekerja) sehingga investasi dalam pelatihan karyawan-karyawan tersebut dibuka kembali untuk kembali bekerja) sehingga investasi dalam pelatihan karyawan-karyawan tersebut akan hilang. Semangat dari karyawan lain serta kepercayaan komunitas, mungkin memburuk, dan merekrut serta melatih karyawan pengganti ketika fasilitas tersebut dibuka lagi akan menambah biaya (Carter, 2015: 332).

Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

    Kadangkala perusahaan perlu melakukan diskriminasi harga untuk memperoleh keuntungan maksimum atau untuk menekan kerugian. Namun kebijakan ini hanya dilakukan pada kondisi khusus, yaitu jika perusahaan memiliki kapasitas menganggur. Jika sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksi yang menganggur, maka perusahaan dalam kondisi yang tidak optimal, karena perusahaan mengeluarkan biaya tetap dalam jumlah banyak, sementara perolehan pendapatannya tidak proporsional dengan biaya tetap tersebut. Untuk mengurangi kerugian ini, perusahaan dapat memanfaatkannya dengan menerima pesanan khusus. Dengan kata lain, pesanan khusus bisanya diterima untuk memanfaatkan fasilitas yang masih menganggur. Selain itu, perusahaan hanya melayani pesanan khusus ini untuk para pelanggan tertentu saja karena harga yang ditetapkan untuk pesanan ini biasanya di bawah harga pasar. Jika pesanan tidak dibatasi, maka kebijakan diskriminasi harga ini justru akan merusak pasar reguler (Krismiaji dan Aryani, 2019:223).
Contoh: 
    Penelitian berjudul “Analisis Biaya Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Pada Usaha Kerajinan Yande Batok Kelapa Di Kabupaten Klungkung” yang dilakukan oleh Ni Wayan Septian Korinawati, I Wayan Suwendra, dan Anjuman Zukhri (2017) memberikan hasil bahwa Penerapan perhitungan biaya diferensial sebagai dasar pengambilan keputusan pesanan khusus yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menjumlahkan semua biaya produksi baik biaya variabel maupun biaya keseluruhan yang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan yang diinginkan perusahaan.
    Perbedaan hasil perhitungan dimasukkannya biaya diferensial sebagai dasar pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus pada Usaha Kerajinan Yande Batok Kelapa di Kabupaten Klungkung, dari hasil analisis diferensial dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus pada bulan Agustus 2017 dapat diterima karena sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan dalam menerima atau menolak pesanan khusus. Alternatif terbaik yang digunakan perusahaan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus pada bulan Agustus 2017, dari hasil perhitungan laporan laba rugi dengan pendekatan contribution margin serta perhitungan analisis biaya diferensial perusahaan mengambil keputusan untuk menerima pesanan dari atas nama Armin berkebangsaan jerman Jerman pada bulan Agustus merupakan keputusan yang sangat tepat.
    Peneliti juga mengemukakan saran sebagai berikut. Bagi Usaha Kerajinan Yande Batok Kelapa di Kabupaten Klungkung dalam memutuskan pesanan perusahaan seringkali menerima pesanan tersebut tanpa memikirkan laba rugi yang timbul dengan adanya pesanan khusus tersebut selain itu peusahaan tidak mempunyai pencatatan perhitungan khusus ketika perusahaan menerima pesanan diluar produk yang biasanya dibuat. Analisis diferensial alangkah baiknya diterapkan oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat memutuskan unruk menerima atau menolak pesanan khusus dan dalam biaya diferensial mensyaratkan biaya variabel secara detail dalam hal ini perusahaan lebih berhati-hati dalam menerima pesanan khusus dari konsumen.

Keputusan Untuk Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk 

    Perusahaan yang menghasilkan produk tertentu terkadang memiliki peluang untuk menjual produknya langsung atau memrosesnya lebih lanjut dengan harga jual yang lebih tinggi. Jika fasilitas produksi yang dimiliki suatu perusahaan memungkinkan untuk memproses produk tersebut menjadi produk lanjutan, maka untuk melakukannya perusahaan tinggal mengeluarkan biaya variabel tambahan saja. Biaya tambahan tersebut adalah biaya yang relevan dengan kebutuhan memprosesnya menjadi produk lanjutan. Jika perusahaan memiliki pilihan semacam itu, maka tinggal dihitung alternatif laba yang akan diperoleh dengan berbagai alternatif penjualan produk tersebut (Rudianto, 2013:50).
Contoh: Penelitian berjudul 
“Analisis Biaya Diferensial Untuk Mengambil Keputusan Menjual Langsung Atau Memproses Lebih Lanjut Produk Pada Indutri Kacang Sangrai Tarsius” yang dilakukan oleh Ellis Fanny Manginsihi, David. Paul Elia Saerang, dan Rudy J. Pusung (2014) memberikan hasil bahwa dalam menjalankan suatu usaha yang paling utama adalah perencanaan. Perencanaan adalah salah satu fungsi dari manajemen untuk itu pemilik usaha dari industri kacang sangrai tarsius diharuskan untuk melakukan perencanaan dengan baik bagi kelancaran kegiatan usahanya. Setiap perencanaan pastilah dihadapkan pada berbagai pemilihan alternatif dan juga dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan alternatif tersebut. Dalam memutuskan alternatif mana yang akan dipilih pemilik usaha dari industri kacang sangrai tarsius akan menghadapi ketidakpastian. Untuk itu diperlukan informasi yang dapat menghindari ketidakpastian yang akan dihadapi, sehingga pemilik usaha tersebut dapat menentukan pilihan dengan baik pada alternatif yang ada. Dalam hal ini pemilik usaha tersebut telah memilih salah satu alternatif dalam perencanaan usahanya kedepan. Pemilik usaha berencana untuk memproses lebih lanjut produknya. Sebelum menerapkan alternatif tersebut dalam pengambilan keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut produknya, pemilik usaha terlebih dahulu akan menganalisis dengan menyajikan data mengenai biaya bahan baku, biaya overhead, biaya tenaga kerja langsung, dan data lainya dalam produksi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya dengan memilih alternatif memproses lebih lanjut produk bisa diterapkan, karena jika diproses lebih lanjut produknya maka pendapatan yang akan diterima lebih menguntungkan.
    Peneliti juga memberikan saran untuk pemilik usaha industri kacang sangrai tarsius adalah keputusan untuk memproses lebih lanjut produknya sudah benar karena laba/pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari pada keputusan menjual langsung. Untuk itu jika ingin mendapatan laba/pendapatan yang lebih maka keputusan untuk proses lebih lanjut sudah bisa diterapkan.


Memutuskan untuk Menghentikan produk tertentu 

    Bahkan jika keseluruhan fasilitas tidak ditutup atau dihilangkan, manajemen mungkin memutuskan atau menghentikan produk-produk tertentu karena produk-produk tersebut menghasilkan sedikit laba atau malahan tidak sama sekali. Menghentikan produksi suatu produk memerlukan analisis terhadap data biaya dan pendapatan yang relevan. Beberapa manfaat muncul dari program evaluasi produk yang terstruktur dan kontinu. Tujuan program semacam itu adalah untuk mengidentifikasikan produk yang akan menghilangkan atau yang akan dijadikan lebih menguntungkan. Manfaatnya meliputi hal-hal berikut (Carter, 2009: 334).
1. Penjualan yang diperluas 
2. Laba yang meningkat 
3. Tingkat persediaan yang berkurang 
4. Waktu eksekutif dapat digunakan untuk aktivitas yang lebih menguntungkan 
5. Fasilitas, bahan baku dan tenaga kerja yang langka bergeser ke proyek-proyek yang lebih menjanjikan 
6. Perhatian manajemen yang lebih besar pada alasan mengapa produk gagal, sehingga mengarah kepada kebijakan yang mengurangi tingkat kegagalan Manajemen membutuhkan tanda-tanda peringatan untuk produk yang bermasalah, tanda-tanda tersebut meliputi (Carter, 2009: 334): 
1. Keluhan pelanggan meningkat 
2. Jumlah pengiriman yang dikembalikan meningkat 
3. Volume penjualan menurun 
4. Volume penjualan produk sebagai persentase dari total penjualan perusahaan menurun
5. Pangsa pasar menurun 
6. Produk tidak berfungsi dengan baik atau diperkenalknya produk saingan yang lebih superior 
7. Volume penjualan tidak tercapai apa yang diproyeksikan 
8. Perkiraan penjualan dan potensi pasar masa depan tidak menguntungkan
9. Tingkat pengembalian investasi atau melebihi pendapatan 
10. Biaya variabel mendekati atau melebihi pendapatan.


Sumber Bacaan

Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku kedua. Edisi kedepalan. Erlangga, Jakarta.
Krismiaji dan Y Anni Aryani. 2019. Akuntansi Manajemen Edisi III. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Korinawati, Ni Wayan Septian, I Wayan Suwendra, dan Anjuman Zukhri. 2017. Analisis Biaya Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Pada Usaha Kerajinan Yande Batok Kelapa Di Kabupaten Klungkung. Ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi Volume: 10 No: 2.
Maria Magdalena. 2015. Analisis Biaya Deferensial Dalam Pengambilan Keputusan Menjual Atau Menyewakan Tug Boat Pada PT. Surya Maritim Shippindo Di Samarinda. Akuntabel: Vol. 12 No 2
Manginsihi, Ellis Fanny, David. Paul Elia Saerang, dan Rudy J. Pusung. 2014. Analisis Biaya Diferensial Untuk Mengambil Keputusan Menjual Langsung Atau Memproses Lebih Lanjut Produk Pada Indutri Kacang Sangrai Tarsius. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Musmini, Lucy Sri. 2013. Akuntansi Manajemen. Singaraja: Undiksha Press 2013.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.
Ryan Arius Bonde. 2015. Analisis Biaya Deferensial Dalam Pengambilan Keputusan Memproduksi Sendiri Atau Membeli Bahan Baku Pada RM. Bakso Ba’Nyuk Nyang Manado. Jurnal EMBA. Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal. 570-577
Simamora Hery. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi III. Star Gate Publisher, Jakarta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Tilaar, Hendro, Herman Karamoy, dan Winston Pontoh. 2015. Analisis Biaya Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Membeli atau Memproduksi Sendiri Bahan Baku Daging Ayam Olahan Pada UD. Adi Paslah Manado. Jurnal EMBA Vol.3 No.1, Hal. 933-940.
William K. Carter, 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

No comments:

Post a Comment

Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) : Pengertian, Tujuan, Indikator dan Temuan atas Kelemahan SPIP

Sistem Pengendalian Internal  Pemerintah       Sistem Pengendalian Internal diperlukan oleh semua entitas dalam pelaksanaan kegiatan operais...